20 Kiat Menulis James Baldwin: Don’t describe it, show it!
James Arthur Baldwin adalah seorang penulis dan aktivis Amerika. Sebagai seorang penulis, ia mendapat banyak pujian di pelbagai media, atas esai, novel, drama, dan puisi. Novel pertamanya, Go Tell It On The Mountain, diterbitkan pada tahun 1953; Beberapa dekade kemudian, Majalah Time memasukkan novel tersebut ke dalam daftar 100 novel berbahasa Inggris terbaik yang dirilis dari tahun 1923 hingga 2005. Koleksi esai pertamanya, Notes of a Native Son, diterbitkan pada tahun 1955.
Karya Baldwin memfiksikan pertanyaan dan dilema pribadi yang mendasar di tengah tekanan sosial dan psikologis yang kompleks. Tema maskulinitas, seksualitas, ras, dan kelas saling menopang sehingga menciptakan narasi rumit yang paralel dengan beberapa gerakan politik besar menuju perubahan sosial di Amerika pada pertengahan abad kedua puluh, seperti gerakan hak-hak sipil dan gerakan pembebasan gay.
Protagonis Baldwin, sering tetapi tidak ekslusif hanya Afrika Amerika saja, laki-laki gay dan biseksual sering menonjol dalam literaturnya. Karakter ini sering menghadapi hambatan internal dan eksternal dalam pencarian penerimaan sosial dan penerimaan diri. Dinamika seperti itu menonjol dalam novel kedua Baldwin, Kamar Giovanni, yang ditulis pada tahun 1956, jauh sebelum gerakan pembebasan gay.
Reputasinya telah bertahan sejak kematiannya dan karyanya telah diadaptasi ke layar lebar dan mendapat pujian besar. Naskah yang belum selesai, Remember This House, diperluas dan diadaptasi ke bioskop sebagai film dokumenter I Am Not Your Negro (2016), yang dinominasikan untuk Film Dokumenter Terbaik di Academy Awards ke-89. Salah satu novelnya, If Beale Street Could Talk, diadaptasi menjadi film pemenang Academy Award dengan judul yang sama pada tahun 2018, disutradarai dan diproduksi oleh Barry Jenkins.
Selain menulis, Baldwin juga seorang tokoh publik dan orator yang terkenal dan kontroversial, terutama selama gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat.
Inilah beberapa kiat menulisnya dari pelbagai esai dan wawancara:
Menulis untuk mencari tahu
Menolak delusi diri
Gunakan setiap pengalaman
Baca sebanyak yang Anda bisa
Bepergian
Menulis dengan nekat
Percayai proses pengeditan
Mesti tahu kapan harus berhenti
Lawan konspirasi yang melawan Anda
Menulis itu sulit
Jangan terlalu ironis
Jangan deskripsikan, tapi tunjukkan!
Lihat dalam-dalam
Kesederhanaan adalah raja
Menulis menuju kebenaran
Bakat kurang penting ketimbang ketekunan
Jaga jarak Anda
Tulis apa yang Anda lihat
Ingat mengapa Anda menulis
Terus saja menulis
Mau Tulisanmu Kami Muat?
Kami menerima naskah cerpen, puisi, cerita anak, opini, artikel, resensi buku, dan esai
Puisi-Puisi Nyayu Agustina: Januari Yang Mengeras
Pada Januari yang mengeras
Bayi kecil baru saja
Mendapat mandat Tuhan
Untuk mengecap dunia
Di luar rahim Ibunya
Tapi kamu
Mengunci pintu rapat-rapat
Tuk sekali kulihat
Cerpen – Love, Worst Life, and the Final Perfect Life
Bagaimana pun juga, aku layaknya sebuah kutukan.
Ditakdirkan untuk terus sendiri.
Resensi Buku – Ikan Kecil, Ossy Firstan
Sebelum menapaki hidup baru, pernahkah terlintas pertanyaan dalam benakmu, bagaimana jika apa yang kau harapkan tidak sesuai dengan kenyataan? Apakah kau sudah siap untuk menghadapinya?
Cerpen – The Van Girls
Memaafkan, melupakan, melanjutkan — seberapa banyak dari kita yang benar-benar mampu melakukannya?
Cerpen – Perempuan yang Berteman dengan Gelombang
Oleh orang tuaku, aku diberi nama Indri Natia Kalinda. Menurut mereka namaku bermakna, “Sebuah harapan indah yang menyerupai lautan”.
Cerpen – Skandal Jepit
“Anak-anak diingatkan, Bu! Biar gak jahil sama temannya, diajarkan etika, Bu! Ajarkan juga kalau mencuri itu dosa,” lanjutnya, dia terus mendikteku, menginterogasiku,