Cerpen – Love, Worst Life, and the Final Perfect Life
Bagaimana pun juga, aku layaknya sebuah kutukan.
Ditakdirkan untuk terus sendiri.
Bagaimana pun juga, aku layaknya sebuah kutukan.
Ditakdirkan untuk terus sendiri.
Memaafkan, melupakan, melanjutkan — seberapa banyak dari kita yang benar-benar mampu melakukannya?
Oleh orang tuaku, aku diberi nama Indri Natia Kalinda. Menurut mereka namaku bermakna, “Sebuah harapan indah yang menyerupai lautan”.
“Anak-anak diingatkan, Bu! Biar gak jahil sama temannya, diajarkan etika, Bu! Ajarkan juga kalau mencuri itu dosa,” lanjutnya, dia terus mendikteku, menginterogasiku,
Nyatanya semangat untuk sehat dan sembuh sudah membuncah dalam diriku dan mempengaruhi banyak keputusan yang aku buat selama ini.
Menikahi Dewi Pertiwi Warga desa mendadak heboh mendengar pesta pernikahanku dengan Pertiwi. Bahkan tamu undangan heran melihat pernikahanku digelar besar-besaran….
Simbok “SIMBOK itu ndak akan ngerti…” Mulutnya berkecumik. Kalimat yang baru saja diucapkannya itu tidak terdengar jelas oleh simbok. Bahkan…
Rahayu dan Lubang di Dada Ibu “Saya harus mengatakan berapa kali kepada ibu, kalau dari awal saya memang tidak mau….
Fat in Love Di seberang meja aku masih mencari momen yang tepat sebelum memulai kalimatku. Ruang makan hening malam ini….
One Last Kiss for Goodbye “DAN apakah kau tidak menginginkan sesuatu untuk dirimu sendiri? Cinta, persahabatan, keluarga, or let me…