Pussy si Ceria

CATTY adalah seekor induk kucing yang cantik, bertalenta, dan pekerja keras. Selain itu dia terkenal dengan kegigihannya. Ketika menginginkan sesuatu, Catty akan berusaha keras mendapatkannya.

Catty hidup bersama Pussy (anaknya) dan Summy (kakak perempuannya). Pussy sebetulnya pandai bergaul, tapi sayang beberapa hewan dewasa di hutan melarang anak-anaknya bermain dengan Pussy karena Pussy sering sakit-sakitan. Hutan tempat mereka tinggal berlangsung 4 musim yaitu musim hujan, kering, gugur dan salju. Saat musim hujan dan musim salju Pussy tidak bisa keluar dari rumahnya. Ia akan menghabiskan beberapa hari bahkan berbulan-bulan di dalam sarangnya.

Meski fisik Pussy cukup lemah dia pandai memasak, bermusik, dan melukis. Terkadang dia menyiapkan makan malam untuk ibu dan tantenya.

Catty si induk kucing sangat sibuk dan jarang berada di rumah. Waktu yang seharusnya dibagi untuk merawat Pussy tidak ada, karena dia harus bekerja keras untuk memperoleh makanan dan obat-obatan untuk Pussy.

Suatu hari ketika Catty sang induk kucing akan pergi mencari obat-obatan untuk Pussy, Pussy rewel minta ditemani ibunya, tapi karena sebentar lagi masuk musim hujan dan ia harus mendapatkan obat di hutan, maka ibu Catty menolaknya dan tetap pergi.

Ibu Catty berangkat ke hutan dengan tergesa-gesa, karena hari mulai beranjak gelap.

Hari itu Pussy di rumah ditemani tante Yummy.

“Pussy sudah sore ayo mandi.” Ajak tante Yummy.

Tidak ada sahutan sama sekali.

Si Pussy mengurung diri di kamar. Ia sedang mencurahkan isi hatinya dengan melukis gambar ibu, ayah, tante, dan dirinya yang sedang bertamasya di pinggir danau.

“Sedang apa kamu Pussy?” tanya tante Yummy.

“Harusnya ibu sudah sampai di rumah.”

“Mungkin ibumu singgah dulu di rumah paman Jhon mengunjungi nenekmu.” Tante Yummy mengamati gambar yang Pussy buat. “Wah bagus sekali.”

Setelah mandi Pussy lanjut main seperti biasanya. Ia paling suka bermain bola benang, corat-coret di dinding dengan krayon dan bermain bola di halaman.

“Braakkkk!” Hewan-hewan yang sedang berlalu lalang di luar langsung berhenti. Mereka melihat sebuah bola berwarna kuning menggelinding ke bawah. Sementara di dekat pagar, tubuh Pussy sudah tertimpa sebuah pohon besar.

Beberapa hewan masuk ke dalam rumah untuk memberi tahu tante Yummy yang sedang memasak di dapur. Beberapa hewan lain di sekitar bersama-sama mengangkat pohon itu untuk menyelematkan tubuh Pussy.

Pussy kritis karena mengalami pendarahan.

Tante Yummy meminta tolong Thom si Citha untuk mencari Catty sang kakak di hutan.

“Catty! Yummy menyuruhmu untuk segera pulang.“

“Ada apa Thom?” tanya Catty sang induk khawatir.

“Ayo cepat naiklah ke punggungku akan kuantar supaya cepat sampai rumah.”

Tanpa bertanya lagi Catty naik ke punggung Thom dan berlari cepat menuju Rumah Catty. Sesampai di rumah dia melihat tubuh anaknya sudah terbujur kaku tetapi wajahnya tersenyum seperti sedang tidur.

“Pussy sayang, bangun. Bangun sayang. Ayo kita bermain, Nak. Ayo Pussy kita main. Tapi kamu harus bangun dulu sayang. Mama sudah pulang.”

Hewan lain yang hadir ikut tak kuasa menahan air mata.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, Pussy tidak dapat hidup kembali. Waktu tidak dapat terulang.

*Cerita ini merupakan tulisan siswa Cirro Cumulus School of Life Lebah Putih Salatiga dalam proyek menulis buku bertema petualangan pada tahun ajaran 2021-2022. Seluruh ide cerita dan gambar merupakan karya orisinil penulis. Pendampingan penulisan dan editing berkerjasama dengan komunitas lintasastra.

Amanda Lovelyta R.

Amanda Lovelyta R.

Hai. Namaku Amanda Lovelyta R. Aku suka membaca buku, memasak, menari dan berlenggak-lenggok ala pragawati alias fashion show. Sekarang aku bersekolah di School of Life Lebah Putih.

Aku mempunyai seorang adik yang sangat aku sayangi namanya Kharisma Freshlyta R. Dia sering mendukungku dalam segala hal, walau terkadang dia usil aku tetap sayang padanya. Aku ingin menjadi Chef terkenal karena aku ingin jalan-jalan ke luar negeri bersama mama dan adikku.

Bagikan tulisan ini:

Kirim Naskahmu

Kami menerima naskah cerpen, puisi, cerita anak, opini, artikel, resensi buku, dan esai

TERPOPULER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Info

Copyright © 2022. All rights reserved.

error: Content is protected !!