The Battle of the Wizards (Mission to Save Living Things)

DUAAARRR!

Hairada dai!

Nyiiiit duaarr!

Dum umra enchanta!

Wuuussh, buuumm!

“Menyerahlah. Kau sudah kalah. Dasar orang tua!” Dark, sang ratu penyihir Dark Kingdom, mengintimidasi.

Encantha Doom!” Ezard menyerang kembali.

Buum!

Dark pun terpental. Memanfaatkan kesempatan itu, Ezard langsung kabur melewati portal yang ia buat.

“Aaarrrrgghh!” Dark kesal.

Dark pun membawa pergi buku Dark Magic Spells yang ia curi.

Di kota Sirlandia, Swerroxland barat tahun 1987,

“Aku butuh bantuan untuk melawan Dark.” Ezard menekan luka di perutnya.

Ezard pun mengeluarkan Hero Selector. Ia menggeser-geser layarnya untuk memilih orang yang akan membantunya mengalahkan Dark.

“Dapat!” Hero Selector di genggamannya mengeluarkan orang dari kota Erolandia.

Buk! Seseorang jatuh tepat di depannya. Orang itu panik ketika melihat sekitaran.

“Jangan panik. Saya adalah Ezard, penyihir Swerroxland. Kamu akan membantuku melawan Dark.” Ezard mendekati pria itu untuk menenangkannya. Ezard sudah mengamati pria itu bertahun-tahun. Menurutnya pria itu punya kejernihan hati dan tekad pantang menyerah. Namanya adalah Wahyu.

“Jangan bercanda. Mana ada penyihir di dunia ini!” Wahyu ketakutan.

Ezard lantas mengeluarkan sebilah pedang bercahaya. Ia menyentuhkan ujung pedang itu ke kening Wahyu untuk memasukan semua informasi yang perlu ia tahu termasuk Dark.

Kedua mata Wahyu memutih. Ia melalui perjalanan panjang di kepalanya. Ia bisa melihat pertarungan antara Ezard dan Dark selama bertahun-tahun. Ia juga melihat rencana Dark yang ingin menguasai seluruh dunia sihir.

“Kamu harus belajar banyak mantra. Bacalah buku ini”, Ezard mengulurkan buku Basic Spells for Wizards Volume 1.

“Aku manusia biasa. Aku bukan penyihir. Aku tidak punya kewajiban menyelamatkan dunia kalian!” protes Wahyu. Ia mundur beberapa langkah. “Kembalikan aku ke duniaku!”

“Tenanglah. Kau memang tak punya kewajiban menolong dunia penyihir, tapi aku membutuhkanmu.” Ezard mencoba meyakinkan Wahyu.

“Maaf kau salah orang. Sekarang, cepat kembalikan aku!” bentak Wahyu.

Ezard tak punya pilihan lain. Ia memutar kembali Hero Selector di tangannya. Wahyu langsung melesat ke langit dan menghilang.

Ezard sudah memanggil ratusan manusia dari Hero Selector miliknya, tapi masih belum ada yang berhasil membantunya mengalahkan Dark.

Di tempat lain, Dark sedang mengerahkan jendralnya untuk menyerang Swerroxland. Dark sudah membuka portal menuju Swerroxland. Saking kuatnya, portal itu terus terbuka selama 5 hari.

Enchanta doom!” Ezard menyerang portal itu tanpa henti. Setiap hari! Tidak ada yang boleh melewati portal itu.

Duaar! Pasukan Dark yang mulai berbondong memasuki portal langsung terpental dan jatuh.

Kali ini pasukan Dark terlalu banyak. Semua penjaga Swerroxland gugur dalam pertempuran selama 3 hari sebelumnya. Ezard hanya bisa berjuang sendiri. Ia sudah kehabisan manusia potensial dari Hero Selector.

Dengan kecepatan suara, dyarr wusssttt! Dark sudah melesat ke samping Ezard. Ezard sedang membendung ribuan pasukan Dark yang masuk melalui portal. Ia hanya punya dua tangan. Ia tak bisa menahan sekaligus menyerang. Ezard sudah tak punya harapan lagi. Dark terlalu kuat. Pasukannya terlalu banyak.

Tiba-tiba, “Dum umra enchanta!

Dark terpental jauh masuk ke lingkaran portal. Dark jatuh tersungkur ke seberang Dark Country. Ia masih belum sadar apa yang baru saja terjadi.

“Jenderal Darox! Siapkan seluruh pasukan,. Kita akan Kembali ke Swerroxland!” bentak Dark kesal.

“Pasukan kita tidak cukup. Hanya tersisa sedikit, Ratuku,” kata Jenderal Darox khawatir.

“Kumpulkan semua pemuda desa Darkvillage!” perintah Dark.

“Baik ratuku.” Jenderal Darox mengangguk tanda mengerti.

Mengerahkan pemuda desa Darkvillage adalah rencana cadangan mereka. Pemuda desa Darkvillage adalah anak-anak petinggi Dark Country. Mereka tak seharusnya ikut bertempur, namun di saat genting, mau tak mau mereka harus bergabung. Mereka adalah prajurit yang kuat dan terlatih.

Pria yang melempar Dark kembali masuk ke portal tadi berjalan mendekati Ezard.

“Wahyu?” Ezard kaget.

“Bukumu tak sengaja terbawa. Aku sudah mempelajarinya di rumah. Aku penasaran dengan mantra nomor 113. Aku ingin mempelajarinya. Aku akan membantumu mengalahkan Dark asal kau mau mengajari mantra itu.” Wahyu menyodorkan buku Basic Spells for Wizards Volume 1 itu pada Ezard.

Ezard mengangguk dan tersenyum, “Aku tahu kau akan kembali. Makanya aku mengirimu kembali ke dunia manusia bersama buku itu .”

“Seluruh pasukan sudah siap, Ratuku.” Jenderal Darox melapor tanda serangan lanjutan akan segera dimulai.

“Kali ini kita tidak akan menyerang Ezard. Semalam aku mendapat penglihatan, Ezard mendapat bantuan seorang anak lelaki. Anak itu bisa memantrai hewan dan menjadikannya pasukan. Kita akan memusnahkan seluruh hewan di Dark Country dan Swerroxland.” Dark tersenyum licik.

“Ratuku, jika kita memusnahkan seluruh hewan di Dark Country maka persediaan makanan kita akan menipis,” protes Jenderal Darox.

“Segera musnahkan seluruh hewan atau kau kumasukan ke Prison of Doom!” Dark mengancam.

“Ma-maaf, Ratuku,” jawab Jenderal Darox ketakutan.

Dark pun segera membuka portal ke Swerroxland.

“Master Ezard! Mereka kembali!” Wahyu menunjuk ke arah portal.

“Kamu serang pasukannya. Aku akan melawan Jenderal itu,” perintah Ezard.

Tiba – tiba dari belakang muncul Jenderal Darox. Ia berdiri tepat di samping Wahyu.

“Tunggu, berhenti! Aku ingin membantu kalian mengalahkan Dark. Dark ingin memusnahkan seluruh hewan di Swerroxland dan Dark Country.” Jenderal Darox mencoba berunding dengan wajah panik.

“Kenapa kau mau membantu kami?” tanya Ezard curiga.

“Pertempuran ini tidak seharusnya melibatkan hewan-hewan. Kau seharusnya tidak boleh memantrai hewan-hewan untuk memperkuat pasukan kalian.” Jenderal Darox menunjuk ke arah Wahyu.

“Apa maksudmu?” tanya Ezard.

“Dark mendapat penglihatan, anak yang membantumu ini akan memantrai hewan-hewan,” tuduh Jenderal Darox.

“Omong-kosong. Wahyu belum sekuat itu. Bahkan ia tidak tahu jika ada mantra semacam itu,” bela Ezard.

Wahyu hanya mengangguk kebingungan. Ia baru mempelajari mantra-mantra dasar. Ia mempelajarinya dari satu buku dan itu pun belum rampung.

“Apa pun itu, Dark sudah yakin dan akan tetap menjalankan rencananya. Aku tidak suka. Aku punya hubungan kuat dengan hewan-hewan. Seekor rusa pernah menyelamatkan hidupku.”

“Apa rencanamu?” tanya Ezard.

“Aku tahu mantra untuk membuka portal menuju The Prison of Doom. Aku belum pernah mencobanya, tapi aku pernah mendengarnya ketika Dark membuka portal itu untuk mengurungku lima tahun lalu.” Jenderal Darox menundukan kepalanya. Ia teringat apa yang pernah Dark lakukan padanya dan keluarganya.

“Baiklah. Aku akan melawan Dark. Wahyu melawan pasukan. Aku akan memojokan Dark lalu kau harus membuka portal itu di belakangnya.” Ezard mengarahkan.

“Wahyu. Berhati-hatilah. Mereka adalah pasukan dari desa Darkvillage. Mereka bukan penyihir sembarangan.” Jenderal Darox mengingatkan.

Wahyu mengangguk dan langsung melemparkan mantranya ke kerumunan tak jauh dari tempat mereka.

Dum umra enchanta!” teriak Ezard.

Duuuaaar!

Dark terpental ke tebing. Tak jauh dari sana, Jenderal Darox sudah bersiap membuka portal. Ezard hanya perlu mengarahkan Dark ke titik portal yang akan Jenderal Darox buat

Dum umra enchanta!

Duuuaaar!

Batu-batu tebing berjatuhan. Dark terpental ke selatan.

Duuuaaar!

Jenderal Darox langsung bersiap membuka portal menuju The Prison of Doom.

Umra prison enchanta an opunen doom taponenpor!” Jenderal Darox merapal mantra.

Dark menolah ketika mantra itu diteriakan. Ia sadar Jenderal Darox berkhianat dan akan membuka portal untuk menjebaknya.

Umra prison enchanta an opunen doom taponenpor!” Jenderal Darox mengulangi.

Tapi gagal. Ia belum menguasai mantra itu.

Dark langsung terbang meluncur ke arah Jenderal Darox dan langsung mencekiknya.

“Penghianat! Aku sudah mengampunimu dan menjadikanmu jenderalku. Beraninya kau!” Dark mengencangkan cekikan tangannya.

“K-kau mem-membunuh semua keluargaku. Kau pantas mati!” Jenderal Darox terbata-bata kehabisan napas.

Umra prison enchanta an opunen doom taponenpor!” Tiba-tiba sebuah portal melingkar di bawah Dark. Ia tersedot masuk ke dalam.

Semua menoleh.

“Wahyu?” Ezard kaget.

“Bagaimana bisa kau …”

“Sekarang tolong ajari aku mantra nomor 113. Aku ingin memantrai ayahku yang sedang lumpuh supaya bisa berjalan lagi.” Wahyu mendekati Ezard dengan tubuh compang-camping setelah mengalahkan pasukan desa Darkvillage.

*Cerita ini merupakan tulisan siswa Cirro Cumulus School of Life Lebah Putih Salatiga dalam proyek menulis buku bertema petualangan pada tahun ajaran 2021-2022. Seluruh ide cerita dan gambar merupakan karya orisinil penulis. Pendampingan penulisan dan editing berkerjasama dengan komunitas lintasastra.

Kautsar Zayn Irawan

Kautsar Zayn Irawan

Halo nama saya Kautsar Zayn Irawan, biasa dipanggil Zayn. Saya lahir di Depok, 16 Mei 2010. Hobi saya adalah coding, membuat game, dan olahraga. Saat ini saya kelas 6 dan tinggal di Salatiga. Saya sekolah di School of Life Lebah Putih.

Bagikan tulisan ini:

Kirim Naskahmu

Kami menerima naskah cerpen, puisi, cerita anak, opini, artikel, resensi buku, dan esai

TERPOPULER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Contact Info

Copyright © 2022. All rights reserved.

error: Content is protected !!