Mengenal Tipe Penulis Plotter dan Pantser

Mengenal Tipe Penulis Plotter dan Pantser

Mengenal Tipe Penulis Plotter dan Pantser -   Berdasarkan proses menulisnya, seorang penulis biasanya dikategorikan dalam dua kubu besar yaitu Plotter dan Pantser.

1. Plotter – Mirip seperti peternak yang merencanakan secara matang ketika merawat ayam-ayam yang dipeliharanya. Atau seperti pengembara yang sudah menentukan tujuan akhir dan jalan yang akan dilalui. Dia tidak hanya mengikuti angin dan mengembara tak tentu arah.

Seorang plotter meleburkan semua ide yang ia punya menjadi sebuah skenario yang dapat dijadikan sebagai lintasan cerita sehingga ia tidak akan kehilangan arah.

Dengan outline yang jelas dan rinci seorang plotter memiliki resiko plot hole yang kecil di dalam cerita yang ia tulis.

Bagi seorang plotter, tidak ada yang namanya bergerak sesuai arus cerita tanpa arah yang jelas. Semua sudah diperhitungkan di awal. Bahkan, kadang seorang plotter sudah tahu akan ada berapa bab dalam satu novel, serta gambaran besar dari masing-masing bab itu.

Penulis novel terkenal RL Stine yang merupakan pencipta mahakarya Goosebumps, yang merupakan seorang plotter berkata:

“If you do enough planning before you start to write, there’s no way you can have writer’s block. I do a complete chapter by chapter outline.”

J.K Rowling saat menulis series Harry Potter pun sangat detail saat membuat outline. Bahkan konon ia membuat identitas semua karakter secara komplit. Dari latar belakang, biodata, pengalaman, sifat, silsilah keluarga dll.

IMG-20211124-WA0011
Salah satu outline novel milik J.K Rowling

Kekuatan Plotter

1. Proses menulis cerita akan lebih cepat
2. Cerita lebih terstruktur 
3. Revisi lebih ringan
4. Terhindar dari plot hole
5. Terhindar dari writer’s block

Kelemahan Plotter

1. Lama untuk memulai proses menulis karena mesti menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan semua aspek cerita (premis, pengembangan karakter, plot twist, ending dll.)

2. Takut melakukan perubahan karena jika ada perubahan mereka harus mengulang seluruh garis besarnya.

2. Pantser

"Outlines are the last resource of bad fiction writers who wish to God they were writing masters' theses."
Stephen King
Penulis IT, The Shining, etc.

Pantser mirip nelayan yang mengarungi lautan luas. Menjaring apa pun ikan yang berenang. Atau seperti musafir yang tak punya tujuan. Ia hanya berpetualang dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti intuisi.

Pantser mengandalkan semua pemikiran, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kreatifitas alaminya ketika menulis cerita.

Dengan begitu, apa pun yang terjadi di dalam alur cerita maka terjadilah tanpa diduga.

Pantser membiarkan karakter yang ia ciptakan bergelut dengan masalah yang ada sehingga membuka jalan-jalan baru.

Meskipun begitu Stephen King sang bapak genre horror dunia pernah memuji J.K Rowling yang merupakan seorang plotter. 

Kekuatan Pantser

1. Gampang untuk memulai menulis. Sebab meskipun idenya belum terbentuk secara jelas, ia langsung menuliskannya.
2. Lebih terbuka pada perubahan.
3. Tidak terjebak pada garis besar cerita.
4. Lebih fleksibel.

Kelemahan Pantser

1. Rawan mengalami writer’s block.
2. Rawan menjumpai plot hole.
3. Kemungkinan cerita tidak selesai besar.
4. Proses penulisan cenderung lama.
5. Perlu sering revisi.
6. Labil karena ide berubah-ubah.

Mau Tulisanmu Kami Muat?

Kami menerima naskah cerpen, puisi, cerita anak, opini, artikel, resensi buku, dan esai

Nama Saya Rani, Bukan Ran

KAMU tahu, nama saya Rani. Sekarang jam tangan saya menunjuk angka 3.40. Dua puluh menit dari sekarang kamu akan sampai, dan saya akan menunggu.

One Last Kiss For Goodbye

"DAN apakah kau tidak menginginkan sesuatu untuk dirimu sendiri? Cinta, persahabatan, keluarga, or let me make it more realistic. Materi?"

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *